Lampung1news.com| Lampung Tengah: Diduga penyelewengan dana gaji honorer mencuat di SD Negeri 2 Buyut Ilir, kecamatan gunung sugih Kabupaten lampung tengah, setelah beberapa guru honorer mengungkapkan bahwa mereka hanya menerima sebagian dari gaji yang seharusnya dibayarkan selama dua tahun terakhir. Ironisnya, satu-satunya guru honorer yang menerima gaji secara penuh disebut merupakan anak kandung kepala sekolah. Rabu, 08-10-2025.
Kepala sekolah yang disebut dalam laporan tersebut adalah Hartati, S.Pd, yang kini tengah menjadi sorotan guru honorer pendidik di sekolah tersebut.
salah satu guru honorer yang meminta namanya disamarkan, praktik ini sudah berlangsung lama. “Sudah hampir dua tahun ini kami menerima uang yang berbeda dari yang tertulis "Daptar penerima jasa tenaga honorer" sumber dana bantuan oprasional sekolah tahun anggaran 2025.
Ada delapan orang honorer, tapi yang dibayar full hanya Diki Aswin, anak kandung dari kepala sekolah,” ujarnya kepada Awak media ini.
Berikut daftar penerima jasa tenaga honorer, per satu (1) bulan dikali tiga (3) bulan
* Diki Aswin Status keamanan Rp.900.000 - 2.700.000.
* Ambarita status honorer Rp.1.200.000 - 3.600.000.
* Dea yuristin status honorer Rp.900.000. 2.700.000.
* Alfian status keamanan Rp.900.000. - 2.700.000.
* Suci duwi safitri status honorer Rp.950.000. - 2.850.000.
* Dalina status honorer Rp.950.000 - 2.850.000.
* Nadia rahma ayu s.kom status Non pns/honorer Rp. 1.200.000. - 3.600.000.
* Fenita anggrina status non pns/honorer Rp. 900.000. - 2.700.000.
* Reny febriana status honorer Rp.900.000. - 2.700.000.
Namun dari pengakuan salah satu guru honorer kami hanya menerima per'bulan
* Reny febriana Rp.483.000 - 1.450.00
* Fenita anggrina Rp.600.000 - 1.800.000.
* Ambarita Rp.800.000 - 2.400.000.
* Nadia rahma ayu Rp.900.000 - 2.700.000
* Suci duwi safitri Rp.400.000 - 1.200.000
* Dalina Rp.500.000 - 1.500.000
Untuk gaji honorer Diki Aswin, Alfian, Dea yuristin ketiga honorer itu langsunb dipegang kepsek hartati S.pd.
Lebih mencengangkan lagi, dalam "Daptar penerima jasa tenaga honorer" sumber dana bantuan oprasional sekolah tahun anggaran 2025.
Tiga nama yang sudah tidak lagi aktif di sekolah diduga sudah berhenti yaitu Diki Aswin (keamanan) Alfian (petugas keamanan) dan Dea yuristin (guru honorer), masih tercatat sebagai penerima gaji. Padahal ketiganya sudah tidak bekerja di SD Negeri 2 Buyut Ilir sejak sekitar dua tahun lalu.
“Diki, Dea dan Alfian sudah berhenti sejak 2023 kurang lebih, tapi dalam laporan, gaji mereka masih jalan terus sampai sekarang. Itu artinya gaji mereka diduga masuk ke pihak lain, dan bukan ke orangnya langsung, karena mereka sudah tidak aktif di sekolah ini lagi,” ungkap guru lainnya yang enggan disebutkan namanya.
Para guru honorer mengaku ingin menayakan langsung terkait gajih honorer kami, ke kepsek hartati, namun kami takut.“Kami takut bersuara karena kepala sekolah adalah atasan kami langsung, tapi kalau terus dibiarkan, kami terus dirugikan. Apalagi uang itu adalah hak kami, keringat kami, kami merasa di bohongi selama ini, sebagai pekerja honorer,” lanjut guru tersebut.
Temuan ini menambah panjang daftar dugaan penyelewengan dana jasa tenaga pendidik di daerah lamteng, yang seharusnya digunakan untuk kesejahteraan guru dan kelancaran proses belajar mengajar.
Hingga berita ini diturunkan, belum ada tanggapan resmi dari Kepala Sekolah Hartati, S.Pd. Pihak Dinas Pendidikan Kabupaten juga belum memberikan pernyataan terkait dugaan penyalahgunaan dana tersebut.
Pantau terus perkembangan berita ini, hanya di sini. Kami akan terus mengawal prosesnya hingga tuntas.(*)
Posting Komentar